Ia juga mengungkapkan bahwa upaya untuk mendatangkan listrik ke Pulau Masalembu sudah dimulai sejak 2019, namun hingga kini belum ada perkembangan signifikan. Penanaman tiang listrik yang dilakukan pada awal 2020 belum membawa dampak nyata bagi masyarakat Masalembu, terutama nelayan yang sangat membutuhkan es untuk menyimpan hasil laut mereka.
“Kami terus mendorong percepatan masuknya PLN ke Pulau Masalembu. Pada 2025, kami menargetkan pembebasan lahan yang masih tertunda dapat diselesaikan, agar proses pemasangan kabel dan pembangunan jaringan listrik bisa segera dilakukan,” tegasnya.
Juhairi menekankan bahwa percepatan pembangunan listrik di Masalembu tidak hanya penting untuk nelayan, tetapi juga bagi kesejahteraan seluruh masyarakat pulau tersebut.
“Yang paling penting, masyarakat bisa segera menikmati listrik. Nelayan tidak perlu lagi membuang hasil tangkapan mereka karena tidak ada es atau pembeli. PLN harus bergerak cepat untuk merealisasikan hal ini,” pungkasnya.