Bangkalan – Dalam dunia filsafat, terdapat berbagai aliran pemikiran yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman manusia tentang kehidupan dan realitas. Salah satu aliran pemikiran yang cukup penting dan menarik untuk dipelajari adalah kritisisme.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan aliran pemikiran atau paham filsafat “kritisisme”? Bagaimana filsafat ini memengaruhi cara kita memandang dunia ini?
Kritisisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu. Dalam pandangan atau pemikiran kritisisme, tidak ada kebenaran yang mutlak atau pasti. Sebaliknya, segala sesuatu harus dipertanyakan, dipelajari, dan dianalisis secara kritis sebelum kita dapat memahaminya dengan lebih baik.
Aliran pemikiran ini bermula dari pemikiran tokoh-tokoh seperti Immanuel Kant, David Hume, dan Friedrich Nietzsche. Masing-masing dari mereka memberikan kontribusi unik terhadap pengembangan pemikiran kritisisme.
Kant, misalnya, menekankan pentingnya penggunaan akal budi dalam memahami dunia, sementara Hume lebih fokus pada pengalaman dan induksi sebagai dasar pengetahuan. Nietzsche, di sisi lain, mengajukan kritik terhadap nilai-nilai tradisional dan mengusulkan pemikiran yang lebih bebas dan otonom.
Salah satu ciri utama kritisisme adalah skeptisisme terhadap pengetahuan yang diberikan. Hal ini berarti bahwa aliran pemikiran ini meragukan segala sesuatu yang dianggap sebagai kebenaran absolut atau mutlak.
Sebagai contoh, dalam pemikiran kritisisme, konsep-konsep seperti keadilan, kebenaran, dan kebaikan tidaklah menjadi sesuatu yang tetap dan universal. Konsep-konsep tersebut dipertanyakan dan dianalisis berdasarkan konteks dan pengalaman.