Pertumbuhan Penduduk di Madura Berubah Dinamis dalam Satu Dekade Terakhir

Madurapers
Ilustrasi dinamika pertumbuhan penduduk di Madura, Kabupaten Bangkalan-Sumenep, dalam satu dekade terakhir (2015-2024)
Ilustrasi dinamika pertumbuhan penduduk di Madura, Kabupaten Bangkalan-Sumenep, dalam satu dekade terakhir (2015-2024) (Sumber Foto: Madurapers, 2025).

Kabupaten dengan pertumbuhan tertinggi secara persentase adalah Sampang, dengan kenaikan sebesar 114.453 jiwa atau sekitar 12,45 persen. Sedangkan Sumenep mencatat kenaikan terbesar secara absolut sebanyak 70.889 jiwa.

Pamekasan justru menunjukkan pertumbuhan terendah dengan kenaikan hanya 50.771 jiwa atau sekitar 5,94 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Sementara Bangkalan mencatat kenaikan bersih sebesar 87.726 jiwa atau 9,19 persen, meski sempat menurun pada beberapa tahun terakhir.

Tahun 2019 menjadi titik lonjakan tajam di Bangkalan dan Pamekasan, yang masing-masing mengalami peningkatan besar dari tahun sebelumnya. Namun tren itu tidak berlanjut secara konsisten, terutama di Bangkalan yang mengalami penurunan tiga tahun berturut-turut sejak 2022.

Berbeda dengan Bangkalan, Sumenep mempertahankan konsistensi pertumbuhan tanpa satu pun tahun mengalami penurunan. Konsistensi ini menandakan stabilitas demografis yang lebih kuat di ujung timur Pulau Madura.

Kabupaten Sampang juga menunjukkan perbaikan signifikan setelah sempat menurun pada 2020, kemudian meningkat secara berkelanjutan hingga 2024. Penduduk Sampang tumbuh sebesar 64.232 jiwa hanya dalam empat tahun terakhir.

Pamekasan mengalami penurunan drastis pada 2020, dari 979.870 jiwa menjadi 916.606 jiwa, sebelum kembali meningkat secara perlahan. Pola ini mencerminkan ketidakstabilan yang mungkin dipengaruhi oleh faktor migrasi atau ketidakseimbangan pertumbuhan alamiah.

Secara umum, pertumbuhan penduduk di Madura tidak merata di empat kabupaten. Perbedaan laju pertumbuhan menunjukkan perlunya pendekatan kebijakan kependudukan yang berbeda di setiap wilayah.