Proses filtering dan treatment yang ketat harus diterapkan agar hanya mereka yang benar-benar kompeten dan berintegritas yang mendidik anak bangsa. Guru-guru inilah yang nantinya akan menanamkan nilai-nilai semangat kerja, disiplin, dan kreativitas—kunci utama dalam menciptakan SDM yang unggul dan inovatif.
Kita dapat melihat contoh nyata dari negara-negara yang berhasil mengatasi keterbatasan SDA dengan mengutamakan teknologi dan inovasi. Jepang, misalnya, meskipun minim kekayaan alam, telah menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia melalui penjualan teknologi dan produk bernilai tinggi.
Ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk tidak terjebak dalam paradigma lama yang hanya mengandalkan SDA sebagai sumber pendapatan. Transformasi ekonomi harus dimulai dari peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan ekosistem inovasi yang lebih berdaya saing.
Seruan dari Bos Bukit Damai Group adalah panggilan untuk perubahan mendasar dalam strategi pembangunan Indonesia. Saatnya pemerintah berani mengambil langkah tegas untuk mengoptimalkan potensi SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan reformasi birokrasi.
Meningkatkan kualitas SDM bukan sekadar soal menambah angka produktivitas, melainkan tentang membangun mental bangsa yang tahan banting, kreatif, dan berintegritas tinggi.
Kita harus menolak status quo yang membuat Indonesia terus terjebak dalam penjualan barang mentah dan korupsi. Sudah saatnya kita berinvestasi pada aset yang paling berharga: manusia Indonesia. Dengan SDM yang berkualitas, Indonesia tidak hanya akan mampu bersaing di pasar global, tetapi juga akan menata masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
Langkah ini bukan hanya sebuah kebijakan, melainkan sebuah keharusan demi mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsa.
Penulis: Nanda Wirya Laksana, Pimpinan Bukit Damai Group
