Dalam konteks vitalitas (kemampuan bertahan hidup) bahasa, perilaku berbahasa demikian berpotensi menggerus vitalitas Bahasa Madura. Namun, menurut hasil penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019) status penggunaan Bahasa Madura masih aman dari ancaman kepunahan karena masih dipakai di rumah oleh semua orang Madura di seluruh provinsi di Indonesia.
Berbeda dengan hasil penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019) di era terkini menurut Bambang Wibisono dan Akhmad Sofyan (2008) penutur Bahasa Madura potensial terancam tergerus. Hal ini karena kurang pedulinya generasi muda terhadap bahasanya. Ketidakpedulian itu bukan karena generasi muda tidak mau berbahasa Madura tetapi karena disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor tersebut adalah: (1) generasi muda Madura suka merantau sehingga lebih mengutamakan menggunakan bahasa Indonesia, (2) pembelajaran Bahasa Madura di sekolah (SD-SMA) kurang/tidak efektif karena guru pengajarnya mayoritas bukan lulusan Pendidikan Bahasa/Sastra Madura, dan (3) tidak adanya Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa/Sastra Madura di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS) di Madura, bahkan di seluruh Indonesia.
Mencermati fenomena ini tampaknya berbagai kalangan terkait yang kompeten harus mencarikan solusinya agar Bahasa Madura aman dari ancaman kepunahan dan punah. Hal ini sangat vital karena Bahasa Madura dalam konteks lokal Madura merupakan simbol, lambang, dan penyanggah budaya Madura dan dalam konteks nasional merupakan salah satu penyanggah/pendukung budaya dan bahasa nasional.
Sumbang Solusi. Salah satu solusinya, antara lain : (1) Lembaga pendidikan negeri maupun swasta mulai dari SD, SLTP hingga SLTA mewajibkan ada kurikulum Bahasa Madura, bisa sebagai Mulok atau pelajaan wajib (2) Perguruan Tinggi negeri/swasta di Madura mewadahi pendalaman bahasa Madura yang halus, jika dimungkinkan ada prodi khusus Bahasa Madura, (3) Ada political will pemerintah di 4 kabupaten di Madura untuk membentuk “Lembaga Pelestari Bhasa Madura” (LPBM) lengkap dengan gedung, anggaran, SDM dan arena sanggar Bhasa Madura, (4) Perlu ada NGO/LSM yang concern mengkaji, mengembangkan dan menjadi marketing Bhasa Madura, (5) Ke-4 Pemkab di Madura membuat wadah eksperimentasi dan aktualisasi Bhasa Madura di tingkat lokal hingga regional, baik melalui Lomba Karya Tulis Bhasa Madura, Lomba Pentas Seni Bhasa Madura, Lomba Parikan Bhasa Madura, Lomba Lakon Madura, dll. (6) Perlu memasyarakatkan literasi Bhasa Madura, (7) Ke-4 Pemkab di Madura membuat proyek pembuatan Museum Madura, Ensiklopedi Madura, Kamus Bhasa Madura, Digitalisasi Literasi Bhasa Madura, dan seterusnya. Saya kira masih banyak lagi opsi-opsi penting utk menyelamatkan Bhasa Madura.
Ok. Sip pak
Sip. Ok pak