Selain itu, ia juga memainkan peran penting dalam pengembangan retorika, seni berbicara yang persuasif. Ia mengajarkan keterampilan berbicara kepada orang-orang Athena, membantu mereka menjadi pembicara yang lebih efektif dalam konteks politik dan hukum.
Meskipun hanya sedikit karya asli dia yang bertahan hingga saat ini, namun karyanya yang paling terkenal adalah “Kepala-Protagoras”, sebuah karya tentang epistemologi yang mengemukakan pandangannya tentang sifat pengetahuan dan kebenaran. Sayangnya, karya ini telah hilang, dan pengetahuan tentang isi dan argumennya hanya dapat diperoleh melalui kutipan-kutipan dalam tulisan-tulisan filsuf lainnya, seperti Plato dan Aristoteles.
Pengaruh Protagoras terasa dalam berbagai aspek kehidupan intelektual dan politik Yunani Kuno. Pemikirannya tentang relatifnya kebenaran dan pentingnya retorika mempengaruhi perkembangan filsafat, politik, dan pendidikan di Yunani.
Dalam bidang epistemologi, pandangannya menantang pandangan tradisional tentang kebenaran yang bersifat objektif dan absolut. Ini membuka jalan bagi perkembangan aliran-aliran filsafat yang menekankan pada subjektivitas dan relativisme, seperti sofisme.
Dalam politik, konsep “manusia adalah makhluk politik” ia memberikan dasar filosofis bagi pemikiran demokratis di Yunani Kuno. Pandangan ini menekankan pentingnya partisipasi politik dan pemerintahan oleh rakyat.
Pengaruh Protagoras juga terlihat dalam perkembangan retorika sebagai disiplin ilmu. Keterampilan berbicara yang diajarkannya membantu memperkuat kemampuan politik dan persuasif warga Athena, yang pada gilirannya memengaruhi dinamika politik di kota tersebut.