Lebih lanjut, kedua, pihaknya menjelaskan bahwa hiburan semacam itu tidak membuat prestasi apapun dalam Pemilukada Bangkalan, karena kegiatan semacam itu tidak ada edukasi politiknya.
Oleh sebab itu, lebih baik peluncuran Maskot dan Jinggel Pemilukada itu beradaptasi dengan kondisi masyarakat Bangkalan sebagai Kota Dzikir dan Shalawat, yang sudah di Perdakan.
“Prihatin mas. Bangkalan Kota Dzikir dan Shalawat, kok ada peluncuran Maskot dan Jinggel Pemilukada dengan hiburan Adella atau artis-artis dangdut. Khawatir tidak ada edukasinya. Di sana, yakin dominan kegiatan joget-joget dan nari-nari. Kegiatan lain pasti kalah pamor dengan kegiatan nyanyi-nyanyi dan joget,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Pj Bupati Bangkalan, Dr. Arief M.Edie, M.Si., menepis anggapan negatif soal launching Maskot dan Jinggel Pemilukada serentak tahun 2024. Menurutnya, kegiatan semacam itu selagi tidak melanggar kaedah dan norma agama sah-sah saja dilakukan, asalkan tidak keluar dari kodratnya.
“Itu urusan KPU, terus terang saya tidak tau apa-apa tentang OM Adella atau dangdutan apa itu segala macam,” ujar dia, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/6/2024).
Kegiatan semacam itu apa bedanya dengan kota-kota lain, seperti Kota Bandung yang dijuluki kota Paris Van Java, di sana banyak industri kreatif dan seperti di Paris ada industri seninya, pakaian dan makanan.
Meski demikian, lanjut Dr. Arief, julukan Bangkalan adalah kota dzikir dan shalawat, hal itu tidak menutup kemungkinan untuk menyelenggarakan launching Maskot dan Jinggel yang dikemas dengan dangdutan.
“Apa sih OM Adella itu, saya tidak tau dangdutan itu apa. Terus terang saya tidak tau kalau ada acara semacam itu, memang saya di undang tadi makanya saya tau kalau akan ada acara yang diselenggarakan oleh KPU,” terangnya.