Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa untuk cara pengambilan sampelnya, untuk SHK sudah sesuai dengan prosedur yang ada .
“Jika dibilang tidak dikasih perban, saya sudah bertanya bahwa setelah ditusuk di bagian tumit itu, kemudian ditutup dengan alkohol,” katanya menuturkan.
Pihaknya menambahkan, jika kondisi bayi malemnya panas demam seharusnya memang ditanyakan penyebab kematian bayi tersebut karena apa di RSI Kalianget.
“Insyaallah, pihak dokter yang RSI sudah menjelaskan kenapa bayinya itu panas, kemudian kenapa bayinya sesak,” katanya menegaskan.
“Saya juga konfirmasi pada dokternya yang di RSI Kalianget bahwa kematian bayinya bukan karena SHK. Jadi karena ada penyakit lain alias ada infeksi, tapi sebaiknya tanyakan langsung ke dokter yang di RSI,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengklarifikasi untuk SHK bahwa tidak memiliki efek samping, apalagi sampai menimbulkan panas dan sesak. Sedangkan untuk alat SHK-nya langsung dibuang, atau sekali pakek dan alat tersebut dari Dinas Kesehatan Sumenep.
“Kejadian seperti ini pertama kali di Puskesmas Batang-Batang. Dan ini memang program baru. Itu SE-nya kita mulai kegiatan sejak bulan September lalu. Jadi sudah banyak bayi yang kami sudah dilakukan SHK, yang jelas sudah puluhan bayi,” tukasnya.