“Sekolah tidak ada muridnya itu banyak, baik sekolah di daratan maupun di kepulauan,” paparnya.
Samiudin menegaskan bahwa pendidikan di Kepulauan Sumenep harus dilakukan trobosan baru. Pasalnya, banyak tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) masuk kelas hanya satu bulan satu kali.
“Masak masu kelas cuman satu bulan masuk sekali. Kemudian selama tidak masuk diganti guru honorer yang disuruh ngajar dengan dikasih upah. Ini sudah disampaikan juga kemaren,” imbuhnya.
Bahkan yang lebih parahnya lagi, berdasarkan pantauannya di lapangan, terdapat 154 (seratus lima puluh empat) Sekolah Dasar (SD) tidak memiliki Kepala Sekolah (Kepsek).
“Setelah ditanya kenapa Kadisdik waktu itu, katanya kurang stok Kepsek. Ini kan aneh,” paparnya dengan penuh kebingungan.
Dirinya berharap dengan dilantiknya Agus sebagai Kadisdik baru mampu membenahi berbagai macam masalah yang dihadapi pendidikan di Kabupaten Sumenep.
“Kamren kan Pak Agus dikritik tuh sama mahasiswa PMII STKIP. Makanya harus dibuktikan bahwa tidak memiliki latar pendidikan itu mampu memberikan perubahan pendidikan di Sumenep,” tandasnya.