Tokoh  

Sokrates Sang Guru Filsuf

Foto Sokrates (sumber: greatkat.com).

Metode ini dapat disebut dengan metode “dialektika (Yunani: dialektos)”. Dialektika Sokrates ini membawa manusia kepada hakekat hal-hal (semua kehidupan manusia) melalui penjelasan konsep secara bertahap. Dialektika ini berlangsung (medianya) dalam bentuk dialog antara dua orang yang dilakukan secara bijaksana dan terfokus.

Dialog ini berbentuk “dialog argumentatif kooperatif” yang disebut elenchus. Ilustrasi praktek elenchus ini: pertama, dimulai dari rasa ingin tahu (disebut keajaiban) sehingga memunculkan eksplorasi intelektual dalam bentuk pertanyaan. Kedua, ikuisitor (guru) sebagai pembicara mengajukan pertanyaan kepada interlokutor (murid/siswa).

Post ADS 1

Ketiga, interlokutor sebagai lawan bicara menjawab pertanyaan ikuisitor dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara). Keempat, elenchus, teknik utama dialog antara guru dan murid, yang bisa menerima dan merevisi hipotesis. Jika hipotesis lolos uji (diterima) elenchus, maka hipotesis dapat berlaku/diterima dan tahap berikutnya dapat dimulai. Jika hipotesis tidak lolos uji (ditolak) elenchus, maka hipotesis direvisi dan elenchus dimulai dari hipotesis baru.

Kelima, siswa bertindak/menerapkan pelajaran sesuai hasil dialog (aksiologi pelajaran) dalam kehidupannya, dengan demikian siswa diminta merevisi pengetahuan/keyakinan sebelumnya tentang hakekat hal-hal kehidupan.

Dalam dialog ini, ikuisitor harus menyadari empat sifat. Keempat sifat ini adalah, pertama, kerendahan hati untuk merevisi kesalahan berpikir ikuisitor. Kedua, ketidaktahuan pada setiap bidang kehidupan sehingga partisipasi (hipotesis) interlokutor sangat diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca