Sulla juga menyusun daftar proskripsi yang menghukum mati ratusan lawan politik. Kebijakannya ini menanamkan rasa takut di tengah masyarakat Romawi.
Setelah merasa cukup dengan kekuasaannya, Sulla mengundurkan diri secara sukarela. Ia pensiun dari kehidupan politik dan meninggal beberapa tahun kemudian.
Meski masa diktatornya singkat, pengaruhnya terasa dalam sejarah Romawi selanjutnya. Banyak pemimpin setelahnya meniru taktik dan reformasi yang ia terapkan.
Tindakannya menjadi contoh ekstrem dalam penggunaan kekuasaan secara absolut. Para sejarawan terus membahas etika dan konsekuensi dari pendekatannya.
Sulla membentuk fondasi bagi munculnya rezim otoriter seperti yang dilakukan Julius Caesar. Ia membuka jalan bagi perubahan sistemik dalam pemerintahan Romawi.
Warisan politiknya menjadi cerminan kompleks antara idealisme dan kekejaman. Sulla tetap menjadi figur penting dalam kajian kekuasaan di dunia Barat.
Sosoknya menyatukan prestasi militer, keberanian politik, dan kontroversi moral. Sejarah mencatatnya sebagai tokoh yang tak terlupakan dalam transformasi Romawi.
