Sementara itu, Edy Rusmanto dari Jemaah Katolik Maria Gunung Karmel menyebut komunikasi Bupati Fauzi dengan umat beragama di Sumenep sebagai kunci keharmonisan.
“Kami bisa menjalankan ibadah dengan tenang. Ini menunjukkan bagaimana Pak Fauzi merangkul semua golongan tanpa membedakan,” ungkapnya.
Tokoh lainnya, Pendeta Naomi, turut memberikan pujian serupa. “Upaya Pak Fauzi dalam menjaga kerukunan sangat terasa. Beliau benar-benar menjadi pemimpin yang merawat keberagaman tanpa membedakan satu sama lain,” katanya.
Di tengah dukungan luas ini, para tokoh lintas agama menyatakan kesiapannya untuk mendukung Achmad Fauzi melanjutkan kepemimpinannya. Fauzi sendiri menyampaikan rasa terima kasih atas apresiasi tersebut.
“Kerukunan antar umat beragama adalah tanggung jawab bersama. Saya berkomitmen untuk terus menjaga keharmonisan ini dan memastikan Sumenep menjadi teladan bagi daerah lain,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap harmoni, Fauzi terus menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan melibatkan berbagai kelompok masyarakat dalam kegiatan budaya, tanpa membedakan mayoritas atau minoritas.
Tak hanya itu, pada 26 Agustus 2024 lalu, Achmad Fauzi dianugerahi gelar Bapak Moderasi Agama oleh FKUB dalam Pagelaran Seni dan Budaya Antarumat Beragama di Lapangan Kesenian Sumenep. Gelar ini menjadi simbol atas dedikasi dan keberhasilannya dalam menjaga toleransi di kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Madura.
Sumenep kini tidak hanya menjadi daerah yang harmonis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk merawat keberagaman dalam damai.