Tren penurunan inflasi berlanjut pada Juni 2024 dengan angka 2,35 persen dan IHK 105,85. Kabupaten Gunungkidul terendah mengalami inflasi sebesar 2,20 persen, sementara Kota Yogyakarta tertinggi mencatat inflasi 2,53 persen.
Pada Juli 2024, inflasi DIY kembali mengalami penurunan menjadi 2,16 persen dengan IHK 105,82. Kabupaten Gunungkidul terendah mencatat inflasi sebesar 2,08 persen, sedangkan Kota Yogyakarta tertinggi sebesar 2,26 persen.
Agustus 2024 menunjukkan kenaikan inflasi DIY menjadi 2,33 persen dengan IHK 105,87. Kabupaten Gunungkidul terendah mencatat inflasi sebesar 2,32 persen, sementara Kota Yogyakarta tertinggi sebesar 2,33 persen, tapi menunjukkan angka yang hampir seragam.
September 2024 menjadi bulan dengan inflasi terendah dalam sembilan bulan pertama, yakni 1,85 persen dengan IHK 105,76. Kabupaten Gunungkidul terendah mencatat inflasi sebesar 1,83 persen, sedangkan Kota Yogyakarta tertinggi mencapai 1,86 persen.
Pada Oktober 2024, inflasi kembali turun menjadi 1,57 persen dengan IHK 105,86. Kabupaten Gunungkidul terendah mengalami inflasi sebesar 1,49 persen, sedangkan Kota Yogyakarta tertinggi mencatat inflasi sebesar 1,66 persen.
November 2024 mencatat inflasi DIY sebesar 1,14 persen dengan IHK 106,12, menjadi angka terendah sepanjang tahun. Gunungkidul terendah mencatat inflasi 0,81 persen, sedangkan Kota Yogyakarta masih lebih tinggi di angka 1,55 persen.
Akhir tahun 2024 ditutup dengan inflasi DIY sebesar 1,28 persen dan IHK 106,61 pada Desember. Kabupaten Gunungkidul terendah mencatat inflasi 0,92 persen, sementara Kota Yogyakarta tertinggi dengan inflasi 1,73 persen.
