Selain itu, Zulfikar menyoroti pentingnya reformasi kampanye. Ia menilai kampanye besar-besaran yang sering menjadi celah politik uang harus diminimalkan. Sebagai gantinya, kampanye harus berbasis dialog langsung dengan masyarakat dan memaksimalkan media sosial. Negara, kata dia, perlu menyediakan anggaran kampanye yang cukup sehingga kandidat tidak bergantung pada sponsor atau dana pribadi.
Ia juga mengusulkan pelarangan pemberian merchandise dalam kampanye, yang kerap menjadi alat politik uang. Dengan pendekatan berbasis dialog dan program kerja, Zulfikar optimis masyarakat akan lebih kritis dalam memilih pemimpin.
Usulan Zulfikar, politisi Golkar ini, memberikan harapan baru bagi demokrasi Indonesia. Apakah mekanisme Pilkada akan berubah atau tetap dipertahankan, transformasi perilaku politik menjadi kunci untuk memperbaiki kualitas demokrasi ke depan.