Dari sisi ketenagakerjaan, Ronny mengingatkan semakin banyak demo sangat berpotensi mendorong perusahaan untuk memindahkan fasilitas produksi ke lokasi lain yang lebih kondusif. Bahkan menurutnya bisa saja investor menarik kembali dananya untuk dipindahkan ke negara lain yang lebih atraktif
“Jadi, tanpa bermaksud menghalangi para pegiat ketenagakerjaan yang bermaksud melakukan demo masif, sangatlah perlu untuk mempertimbangkan frekuensi dan durasi tekanan yang diberikan,” pintanya.
Ahli ekonomi yang juga dikenal sebagai pegiat anti korupsi ini menggambarkan saat awal-awal terjadinya perang dagang antara AS dan RRT. Ia mencatat puluhan perusahaan AS yang hengkang dari RRT hanya sebagian kecil yang merelokasi fasilitas produksinya ke Indonesia.
“Sebab pada saat itu di mata investor, Indonesia sangat tidak atraktif dibanding beberapa negara tetangga,” pungkasnya.