Jadi, katanya, menyuruh orang untuk memilih orang yang sebenarnya tidak sesuai dengan hati nurani itu salah. Oleh sebab itu, kata dia, “Kalau anda datang ke sini berpikir saya ingin ngajak anda pilih saya, tidak. Tidak usah pilih saya, kalau hati nurani anda tidak cocok. Itu yang penting.”
Pernyataan ini, kata Mahfud MD., pakar hukum tata negara ini, sesuai dengan perintah Tuhan (Allah S.W.T., red.) yang disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Allah S.W.T., berfirman, yang artinya: “Dan sesungguhnya, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang ingkar.” (Q.S. Al-A’raf: 178).
Mahfud MD., kemudian menjelaskan dalam kagiatan ngopi bareng tersebut, ada orang yang mempunyai hati hanya gumpalan daging di badannya tapi tak punya nurani. Orang tersebut mudah dikasih uang dan gertak orang. Ketika memilih (dalam Pilpres, 2024) orang tersebut karena dibayar dan sebagainya. Orang tersebut, menurutnya, merusak kehidupan manusia.
Oleh sebab itu ia mengajak kepada para pengunjung ngopi bareng, agar jangan pilih (Capres-Cawapres Pilpres 2024, red.) karena dikasih amplop dan dirayu. “Pilihlah sesuai dengan hati nurani, sesuai dengan ukuran-ukuran yang diperlukan oleh aspirasi anda!” Ajak Cawapres Nomor Urut 3 (Tiga) tersebut.