Defisit APBN 2025 Membengkak, Pemerintah Lakukan Efisiensi, Ekonom Beri Peringatan

Ilustrasi defisit anggaran dalam APBD TA 2025 yang diproyeksikan pemerintah dan analisis para pakar ekonomi
Ilustrasi defisit anggaran dalam APBD TA 2025 yang diproyeksikan pemerintah dan analisis para pakar ekonomi (Dok. Madurapers, 2025).

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi faktor yang harus diperhitungkan, mengingat proyek ini membutuhkan dana besar yang bersumber dari APBN. Meski pemerintah mengklaim bahwa sebagian besar pendanaan berasal dari investor swasta, realisasi investasi masih belum sepenuhnya sesuai harapan.

Dari perspektif ekonomi, menurut Ahmad Wahyudin, kandidat Doktor Ilmu Manajemen UM, kenaikan defisit yang signifikan dapat memicu peningkatan utang pemerintah. Jika efisiensi belanja tidak berjalan optimal, pemerintah berpotensi mencari tambahan pembiayaan melalui penerbitan surat utang, yang berisiko menambah beban bunga utang di masa mendatang.

Selain itu, defisit yang tinggi bisa melemahkan kepercayaan investor terhadap stabilitas fiskal Indonesia. Jika kondisi ini berlanjut, rupiah bisa mengalami tekanan, suku bunga bisa naik, dan pertumbuhan ekonomi bisa terganggu.

Dengan berbagai tantangan ini, pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan efisiensi benar-benar dijalankan secara optimal. Tanpa langkah konkret dalam pengendalian anggaran, defisit yang terus membengkak dapat membawa dampak negatif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca