Tren penurunan inflasi semakin jelas pada Oktober 2024 dengan angka 1,66 persen dan IHK sebesar 106,37, serta inflasi di Kota Kediri tetap menjadi yang terendah sebesar 0,91 persen. November 2024 mencatat inflasi sebesar 1,41 persen dengan inflasi tertinggi di Sumenep sebesar 2,15 persen.
Desember 2024 menunjukkan sedikit kenaikan inflasi menjadi 1,51 persen, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,97 persen. Namun, inflasi year-to-date (y-to-d) menunjukkan angka yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Tren inflasi ini menunjukkan bahwa puncak inflasi terjadi pada April 2024, yang kemungkinan besar dipicu oleh faktor musiman seperti bulan Ramadan dan Lebaran. Sumenep secara konsisten mencatat inflasi tertinggi hampir setiap bulan, menunjukkan adanya tekanan harga yang lebih besar di daerah tersebut.
Penurunan inflasi sejak Mei 2024 dapat dikaitkan dengan stabilisasi harga pangan dan kebijakan moneter yang lebih ketat. Kota Kediri menunjukkan inflasi terendah hampir sepanjang tahun, mengindikasikan stabilitas harga yang lebih baik dibandingkan daerah lain.
Faktor utama yang mempengaruhi inflasi di Jawa Timur termasuk harga bahan pokok, distribusi barang, serta kebijakan ekonomi nasional. Pemerintah daerah perlu terus memantau harga pangan dan meningkatkan efisiensi distribusi untuk menjaga stabilitas inflasi.
Secara keseluruhan, meskipun inflasi di Jawa Timur mengalami fluktuasi, tren menurun sejak pertengahan tahun 2024 menunjukkan perbaikan ekonomi yang lebih stabil. Jika kebijakan yang tepat terus diterapkan, diharapkan inflasi pada 2025 tetap terkendali dan tidak mengganggu daya beli masyarakat.