Namun, sayangnya program tersebut sampai saat ini belum terlihat signifikan (positif) hasilnya di Sampang. Sebaliknya, angka kemiskinannya tetap tinggi dan bahkan di tahun 2020 meningkat dari tahun sebelumnya. Persentasenya mencapai 22,78% meningkat dari tahun 2019 yang mencapai 20,71%.
Dari sudut pandang struktural (kebijakan), kemungkinan besar masalah ini terjadi karena kalangan terkait pembangunan di Sampang belum maksimal dan optimal dalam mengimplementasikan program/kegiatan program pengentasan kemiskinan. Meski kepentingan masyarakat miskin dalam perencanaan pembangunan menjadi tujuan, tapi dalam prakteknya belum terlaksana dengan baik.
Selain itu, jika Pemerintah Daerah serius mau mengentaskan kemiskinan di Sampang, maka program revolusioner “berbasis lokal” untuk pengentasan kemiskinan mutlak harus masuk dalam program/kegiatan program pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang.
Sifat program/kegiatan programnya berupa pemberdayaan masyarakat, baik sosial-ekonomi maupun sosial-budaya. Program/kegiatan program ini, secara empirik berdampak jangka panjang dan potensial handal mengatasi akar masalah kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia.
Jika tidak demikian, maka dapat diprediksi Kabupaten Sampang sulit merdeka (keluar) dari kemiskinan. Bagi masyarakat miskin, baik komunitas maupun personal, karena daerahnya tidak memberikan harapan kemakmuran dan kesejahteraan, pindah dan cari kerja ke daerah lain di Indonesia atau ke luar negeri menjadi solusi agar dapat keluar (merdeka) dari kemiskinan.