Tokoh  

John Locke: Pemikir Revolusioner di Balik Dasar Demokrasi Modern

John Locke, tokoh utama dalam pengembangan liberalisme dan demokrasi modern
John Locke, tokoh utama dalam pengembangan liberalisme dan demokrasi modern (Sumber Foto: Channel YouTube Political Theory, 2016).

John Locke lahir pada 29 Agustus 1632 di Wrington, Inggris, dan tumbuh dalam keluarga puritan. Pendidikan formalnya di Westminster School dan University of Oxford membentuk dasar pemikiran filosofis dan politiknya.

Sejak muda, Locke menunjukkan minat besar pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Lingkungan akademik dan relasi intelektualnya sangat memengaruhi arah pemikirannya.

Locke terlibat dalam dunia politik saat bekerja sebagai sekretaris pribadi Earl of Shaftesbury. Keterlibatannya ini membawanya pada dinamika politik yang membuatnya mengungsi ke Belanda pada 1683.

Ia dikenal sebagai tokoh utama dalam pengembangan liberalisme dan demokrasi modern. Pengaruhnya merambah ke berbagai aspek pemikiran barat, mulai dari filsafat hingga sistem pemerintahan.

Salah satu kontribusi terpenting Locke adalah gagasannya bahwa manusia terlahir sebagai tabula rasa. Menurutnya, pikiran manusia adalah lembar kosong yang dibentuk oleh pengalaman dan refleksi.

Ia menentang pandangan rasionalisme yang mengandalkan ide bawaan dan menegaskan bahwa semua pengetahuan bersumber dari pengalaman indrawi. Gagasannya ini meletakkan dasar bagi empirisme modern.

Dalam karyanya An Essay Concerning Human Understanding, John Locke menjelaskan bahwa pengetahuan tidak muncul dari logika murni, tetapi dari hasil observasi dan pengalaman nyata. Pendekatan ini membuka jalan bagi metode ilmiah yang menekankan eksperimen.

Sementara dalam Two Treatises of Government, Locke menolak absolutisme dan memformulasikan teori kontrak sosial. Ia menekankan pentingnya persetujuan rakyat dalam membentuk pemerintahan yang sah.

Locke percaya bahwa setiap manusia memiliki hak alami seperti hidup, kebebasan, dan hak milik. Pemerintah, menurutnya, hanya sah jika mampu melindungi hak-hak ini.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca