Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami perbaikan. Pada Maret 2021, angka ini berada di 0,86, lalu turun menjadi 0,39 pada Maret 2024, yang menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan di antara penduduk miskin semakin mengecil.
Pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin turun signifikan menjadi 196,11 ribu jiwa dari 215,97 ribu jiwa pada Maret 2021. Namun, pada Maret 2023, angka ini sedikit meningkat menjadi 196,66 ribu jiwa sebelum kembali turun pada 2024.
Persentase kemiskinan di Bangkalan sempat mengalami penurunan dari 21,57 persen pada 2021 menjadi 19,44 persen pada 2022. Namun, pada 2023, penurunan melambat menjadi 19,35 persen sebelum kembali turun menjadi 18,66 persen pada 2024.
Kenaikan Garis Kemiskinan menunjukkan bahwa daya beli masyarakat miskin meningkat meskipun masih berada di bawah batas kebutuhan hidup layak. Hal ini menandakan adanya perbaikan ekonomi yang perlahan tapi belum merata.
Meskipun ada kemajuan, posisi Bangkalan sebagai daerah dengan kemiskinan tertinggi kedua di Jawa Timur menunjukkan bahwa tantangan besar masih ada. Upaya pengentasan kemiskinan perlu ditingkatkan agar tren penurunan lebih signifikan.
Kebijakan yang lebih tepat sasaran dibutuhkan untuk mempercepat pengurangan angka kemiskinan. Program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan menjadi kunci agar Bangkalan bisa keluar dari peringkat tertinggi kemiskinan di Jawa Timur.