Belanja Modal sebesar Rp2,88 triliun pada 2025 hanya meningkat tipis dari Rp2,67 triliun pada 2024, namun proporsinya terhadap total anggaran justru turun dari 24,3 persen menjadi 23,3 persen, yang dapat dianggap mengesampingkan pengembangan infrastruktur jangka panjang.
Belanja Modal untuk Jalan, Jaringan, dan Irigasi meningkat dari Rp1,25 triliun pada 2024 menjadi Rp1,46 triliun pada 2025, yang merupakan langkah positif meskipun realisasi manfaatnya harus dipastikan berdampak pada perekonomian lokal.
Penurunan Belanja Modal Tanah dari Rp393,99 miliar pada 2024 menjadi Rp267,79 miliar pada 2025 menunjukkan penurunan prioritas akuisisi lahan strategis untuk proyek pembangunan mendatang.
Belanja Tak Terduga melonjak dari Rp17 miliar pada 2024 menjadi Rp37 miliar pada 2025, yang membutuhkan justifikasi penggunaan agar tidak menjadi anggaran cadangan yang tidak transparan.
Secara keseluruhan, meskipun terjadi peningkatan anggaran yang signifikan, proporsi belanja daerah tahun 2025 menunjukkan dominasi pengeluaran rutin yang mengurangi ruang bagi investasi strategis, sehingga sepetinya perlu peninjauan ulang pada APBD Perubahan untuk memastikan alokasi anggaran mencerminkan kebutuhan jangka panjang masyarakat Surabaya.