Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengungkapkan keberlanjutan laju pemulihan ekonomi terjadi karena APBN tahun 2021 bekerja keras secara fleksibel dan responsif menangani dampak pandemi COVID-19, Senin (7/2/2022).
Dilansir dari laman website Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kepala BKF menjelaskan bahwa pemerintah melakukan refocusing APBN tahun 2021 dengan fokus kepada penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan usaha, dan program prioritas lainnya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Perluasan dan perpanjangan program perlindungan sosial serta dukungan pada sektor usaha dapat menjaga kinerja tetap mampu tumbuh positif pada triwulan III/2021,” kata Kepala BKF.
Dalam rilisnya, Kepala BKF menjelaskan realisasi sementara belanja negara tahun anggaran 2021 mencapai Rp2.786,8 triliun atau 101,3 persen dari pagu. Sementara, realisasi sementara Program PEN 2021 sebesar Rp658,6 triliun atau 88,4 persen dari pagu Rp744,77 triliun.
“Tetap terjaganya laju pemulihan ekonomi juga memberikan efek positif pada Pendapatan Negara yang tumbuh sebesar 21,6 persen, terutama ditunjang oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 19,2 persen (yoy) atau mencapai 103,9 persen dari target APBN dan kembali pada level pra-pandemi pada tahun 2019,” ujar Kepala BKF.
Pemulihan yang semakin kuat dan berkualitas tercermin dari perbaikan berbagai indikator, seperti indikator kesejahteraan masyarakat, yang menunjukkan arah perbaikan progresif.