Kilang Pertamina Internasional Siap Olah Minyak Jelantah untuk Dukung Keberlanjutan

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan PT Gapura Mas Lestari (GML)
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan PT Gapura Mas Lestari (GML) (Sumber foto: PT Pertamina, 2024).

Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan dengan memulai langkah baru dalam pengolahan bahan bakar ramah lingkungan, dikutip dari laman PT Pertamina, Selasa (17/12/2024).

Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Gapura Mas Lestari (GML) awal Desember lalu, KPI memastikan ketersediaan pasokan bahan baku untuk Proyek Green Refinery di Kilang Cilacap. Proyek ini akan memanfaatkan minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) sebagai feedstock untuk menghasilkan bahan bakar berkelanjutan.

Proyek Green Refinery Cilacap memiliki kapasitas pengolahan hingga 6.000 barel UCO per hari. Dari pengolahan ini, Kilang Cilacap mampu memproduksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dengan total produksi mencapai 300 ribu kiloliter per tahun.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyatakan bahwa inisiatif ini bukan hanya soal inovasi energi, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan. Proyek Green Refinery ini, kata Taufik, mendukung pertumbuhan lokal, mengurangi dampak lingkungan, serta menjawab kebutuhan energi ramah lingkungan.

Saat ini, Kilang Cilacap telah memproduksi HVO dari minyak nabati seperti Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel (RD). SAF juga diproduksi dengan bahan baku dari inti sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil/RBDPKO).

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca