Jadi, “mitos pemimpin gemoy”, itu artinya, dia (pemimpin) menghindari upaya untuk mengeloborasi (menjelaskan, red.) dan mengkomunikasikan gagasan. Jadi, cukup dikasih joget dan senang-senang. Di sini artinya ada tendensi, bahwa anak gen z dan milenial sukanya seperti itu.
Ini semua, menurut Okky Madasari, sebagai upaya pembodohan dan penghinaan terhadap anak gen z dan generasi milenial. Hal ini karena menganggap mereka semua seperti itu. Padahal mereka tidak seperti itu.
“Mitos presiden (Jokowi) netral” dalam Pemilu (Pemilu 2024, red.), menurutnya, sudah roboh (tidak benar, red.), ketika Ketua Mahkamah Konstitusi (mantan Ketua MK, red.) adalah iparnya (Anwar Usman, red.) Presiden Jokowi. Ketika itu dipertahankan, maka mengingkari prinsip konflik kepentingan. Jadi, menurut Okky Madasari, putusan MK terkait Pemilu 2024 jelas ada konflik kepentingan.
Pemetaan mitos-mitos Jokowi Okky Madasari tersebut berdasarkan perspektif sosiologi pengetahuan. Mitos-mitos ini dipergunakan penguasa untuk melanggengkan kekuasaan. Bentuk mitos-mitos ini berupa narasi-narasi, yang menyatukan pikiran orang agar mudah mengendalikannya. Narasi-narasi ini mengarahkan, mengontrol, dan membentuk cara berpikir masyarakat.