Bangkalan – Lontong menjadi salah satu makanan khas Indonesia yang populer di berbagai daerah. Hidangan berbahan dasar beras ini memiliki tekstur padat dan aroma khas yang menggugah selera.
Masyarakat Jawa, menurut Wikipedia, dipercaya sebagai pelopor pembuatan lontong sejak zaman dahulu. Namun, ada teori lain yang menyebutkan lontong berisi sayuran dan ayam (arem-arem) sebagai adaptasi bakcang Tionghoa yang telah dimodifikasi.
Lontong umumnya disajikan dengan berbagai hidangan pendamping. Opor ayam, sate, rendang, tahu masak, dan gulai kambing sering menjadi pelengkap sempurna.
Masyarakat Indonesia kerap membuat lontong saat momen spesial seperti Hari Raya Idulfitri. Lontong menjadi makanan khas yang disajikan bersama ketupat dan hidangan lainnya.
Proses pembuatan lontong diawali dengan mencuci beras hingga bersih. Setelah itu, beras direndam selama 2–3 jam agar hasil akhirnya lebih padat dan kenyal.
Sementara beras direndam, daun pisang dipotong sepanjang 20–25 cm. Daun ini kemudian dilayukan di atas api kecil agar lebih lentur dan tidak mudah robek saat digunakan.
Daun pisang yang telah siap digulung membentuk tabung silinder dengan diameter 3–4 cm. Salah satu ujungnya disemat lidi atau staples, lalu beras dimasukkan hingga mencapai ⅔ bagian sebelum ditutup kembali.
Lontong yang telah dibungkus disusun berdiri dalam panci besar berisi air. Perebusan dilakukan selama 4–5 jam dengan api sedang, memastikan lontong matang secara merata.
Setelah matang, lontong diangkat dan ditiriskan agar lebih padat saat dipotong. Hidangan ini siap disajikan dengan berbagai lauk sesuai selera masing-masing.