Opini  

Menakar Relevansi Gagasan Ketum PB PMII tentang Paradigma Kritis, Transformatif dan Produktif

Samsul Hadi, Kader PMII Sekolah Tinggi Ilmu Ushuludin Darussalam (STIUDA)

Seyogyanya, penulis tidak mempunyai kapasitas untuk menyampaikan apalagi mengkritisi terkait PKT tersebut. Hanya saja, penulis tertarik untuk mengobrol masalah relevansi PKT di era yang serba canggih ini. Apakah PKT masih layak pakai, harus diganti, dimodifikasi atau direkonstruksi ulang saja? Mari bahas bersama.

Obrolan ini sudah lama menjadi topik pembahasan dan hampir terlupakan, usang. Namun mulai nampak ke permukaan kembali menjelang Kongres PMII ke-20. Ada 16 calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII yang akan berkontestasi dalam Kongres tersebut. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, namun tetap dengan tujuan untuk mengabdikan diri terhadap PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang berhaluan Aswaja An-Nahdiyah serta bersanad muttashil.

Muhammad Abdullah Syukri yang pada saat itu merupakan salah satu calon Ketua Umum PB PMII yang kemudian Gus Abe, sapaan akrabnya terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII 2021-2023 pada Kongres yang dilaksanakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/3) dengan perolehan suara 130 dari 242 suara. 

Sekelas kontestasi tingkat Nasional, pastinya setiap calon membawa suatu konsep atau gagasan segar dan cemerlang untuk mewujudkan PMII kedepannya lebih baik. Gus Abe sebagai ketua umum terpilih memberikan sebuah tawaran untuk mengganti PKT dengan suatu paradigma yang lebih relevan dengan kondisi saat ini. Gus Abe menawarkan Paradigma Kritis, Transformatif dan Produktif.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca