Mengenal Kalender Jawa: Perpaduan Unik Budaya dan Perhitungan Waktu

Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa sejak zaman kesultanan Mataram
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa sejak zaman kesultanan Mataram (Sumber Foto: Istimewa).

Di beberapa daerah, Kalender Jawa juga dipakai sebagai pedoman dalam bercocok tanam. Menurut hasil penelitian Suryanto (2019), petani Jawa sering mengikuti sistem pranata mangsa, yang membagi tahun menjadi 12 musim pertanian berdasarkan kondisi alam.

Kalender Jawa juga memiliki pengaruh dalam kehidupan spiritual masyarakat. Dalam buku karya Setyawan (2020), disebutkan bahwa hari-hari tertentu dalam kalender ini dianggap sakral, seperti malam 1 Sura yang sering digunakan untuk ritual kebersihan batin.

Meskipun saat ini kalender Masehi lebih umum digunakan, kalender tersebut masih tetap lestari di kalangan masyarakat tradisional. Menurut observasi Rahmadani (2022), banyak orang tua di Jawa yang masih menggunakan kalender ini untuk menentukan tanggal kelahiran dan perhitungan weton.

Di era digital, Kalender Jawa kini tersedia dalam bentuk aplikasi dan website yang memudahkan akses bagi generasi muda. Dalam laporan media daring Tempo (2023), penggunaan kalender digital membantu melestarikan budaya Jawa di tengah modernisasi.

Dengan kekayaan sistem perhitungannya, kalender ini menjadi salah satu warisan budaya yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi. Sebagaimana dinyatakan oleh budayawan Ki Hadiwijaya (2021), keberadaan kalender ini mencerminkan kearifan lokal yang harus terus dijaga oleh generasi mendatang.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca