“Saya harap PAN di Bangkalan menjadi prioritas dan mampu bersaing dengan semua kalangan mulai dari politisi, LSM, aktivis, dan lembaga-lembaga lainnya, sehingga pada Pemilu yang akan datang kita mampu mendesain peta geografis politik di Bangkalan,” harapnya.
Tidak hanya itu, mantan pengacara itu juga menegaskan bahwa kader PAN yang ikut serta dalam pendidikan politik ini tidak cukup di sini saja, melainkan harus melanjutkan pelatihan-pelatihan di jenjang berikutnya.
“Nanti yang ikut Bimtek ini harus ikut kaderisasi berikutnya, karena masih banyak tahapan pengkaderan yang perlu diikuti, seperti Latihan Kader Amanat Dasar (LKAD), Latihan Kader Amanat Madya (LKAM dan Latihan Kader Amanat Utama (LKAU), minimal untuk mencalonkan dewan kabupaten ikut LKD. Sedangkan provinsi minimal harus ikut LKM,” tegas Aziz dalam sambutannya.
Selain itu, pihaknya juga menyebutkan bahwa Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) mengatakan bahwa Muhammadiyah lebih biru daripada PAN, itu artinya Muhammadiyah mengakui bahwa PAN ini adalah netral berada di tengah-tengah.
“PAN ini adalah penengah dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU). Jadi, jangan khawatir walaupun banyak orang yang berbisik ikut PAN bukan Islam. Biarkan saja! Yang paling penting Muhammadiyah maupun NU itu mengakui bahwa PAN bagian penggerak Islam,” imbuhnya.
“Saya harap kepada seluruh kader PAN baik ketua DPC maupun Ranting harus bisa mengusungkan minimal 1 calon legislatif (Caleg) di pemilu yang akan mendatang”, pungkasnya.