Secara etimologi (asal-usul kata, red.), kata “ndas atau endhas” dalam Bahasa Jawa Ngoko artinya “kepala” dan kata “mu” artinya kamu. Jadi, arti kata “ndasmu” dalam etimologi Bahasa Jawa adalah “kepalamu”.
Sementara, kata “etik”, menurut Wahyudi, dalam Bahasa Indonesia bermakna: (1) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat, misalnya dalam pembangunan. Arti kata itu, ungkap Wahyudi,” Dapat kita lihat dalam KBBI,” Minggu (17/12/2023).
Jadi, secara etimologi istilah “ndasmu etik”, menurut Wahyudi, artinya adalah, “kepalamu (atau otakmu) bernilai dan berakhlak”. Orang yang dikenakan (objek, red.) istilah “ndasmu etik” bisa mengandung makna adalah orang yang berbudi luhur dan berkomitmen pada norma agama, masyarakat, dan hukum.
Namun, ketika istilah “ndasmu etik” dikaitkan dengan konstestasi politik Pilpres 2024, kata Wahyudi, maka maknanya bisa berbeda. Dalam perspektif bahasa pergaulan di masyarakat Jawa istilah “ndasmu” lazim digunakan untuk pengungkapan perasaan “kekecewaan, ketidaksetujuan, dan candaan”.
Dengan demikian, menurutnya, istilah “ndasmu etik” yang diungkapkan Prabowo Capres Nomor Urut 2 (Dua) bisa bermakna banyak atau majemuk. Pertama, bermakna “ungkapan kekecewaan Prabowo terhadap pertanyaan Anies (Anies, Capres Nomor Urut 1 dalam Pilpres 2024, red.) di Debat Pertama Capres 2024”.