Opini  

Oligarki Manusia dan Semut, Apa Bedanya?

Mohammad Fauzi, Dewan Penasehat Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD)

Dengan demikian, sistem kasta semut dalam koloni tidak melahirkan eksploitasi antar semut. Ini terwujud dalam pembagian kerja reproduktif. Beberapa semut ratu bereproduksi/mengendalikan fungsi reproduksi, sedangkan semut pekerja dan semut yang lain menyediakan tenaga kerja secara efektif untuk memelihara fungsi koloni (Smith dkk, 2008).

Oligarki simbolik eksis di koloni semut karena, pertama, dalam koloni semut tidak ada hukum besi oligarki (iron law of oligarchy), yang mana tidak ada seekor/beberapa semut yang berkuasa karena kekayaannya. Semut hanya berkuasa atas dirinya dan menjalankan tugas dan kewajibannya berdasarkan ketaatannya pada sistem kasta. Tugas ini terwujud dalam pembagian kerja reproduktif.

Post ADS 1

Dalam konteks ini, semut ratu bukan penguasa koloni semut, tapi posisinya lebih pada simbol pemersatu anggota koloni semut dan pengendali fungsi reproduksi. Artinya, dalam koloni semut, tidak ada elite penguasa (termasuk kasta ratu) yang menguasai semut lain dengan kekayaannya.

Kedua, ratu dan semut dari kasta lain tidak memiliki hak klaim atas kekayaan koloni semut. Bahkan, semut ratu dan semut dari kasta lain tidak berkehendak mendominasi kekayaan koloni semut, kecuali semut pembuat budak tapi itupun tetap tunduk pada sistem kasta, dimana semut ratu sebagai simbol dan pengendali reproduksi di koloni.

Semut hidup secara kolektif dan saling bekerja-sama sehingga kekayaan koloni semut adalah milik bersama dan dinikmati bersama oleh semua semut warga koloni. Bahkan, yang lebih ekstrem, semut memiliki perilaku altruisme, yakni perilaku yang menguntungkan semut lain, seperti memberikan makanan, melindungi, dan mengorbankan diri sendiri demi kelangsungan hidup semut lain.

Respon (2)

  1. Menarik sekali opini ini. Bedanya ternyata kl koloni semut si ratu sbg oligark tdk rakus (kekayaan milik bersama dan tdk ada disparitas kaya-miskin), tp sebaliknya jika oligarkhi kekuasaan pada manusia, justru oligark (elit) nya justru rajin numpuk kekayaan, menindas yg bawah dan menciptakan disparitas sosial. Alhasil, oligarkhi semut lebih baik (kl tdk lebih mulya) drpd oligarkhi manusia.

  2. Berarti para pemimpin oligark ini perlu belajar pada sistem oligarki semut sj, biar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca