Selain keterbukaan informasi, partisipasi masyarakat dalam perencanaan program CSR juga harus ditingkatkan. Sebuah studi menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam perencanaan CSR dapat meningkatkan efektivitas program hingga 40%. Dengan pola partisipatif, program CSR tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga berbasis kebutuhan riil masyarakat.
Efektivitas CSR tidak dapat diukur hanya dari jumlah dana yang dikucurkan, tetapi juga dari dampak sosial yang dihasilkan. Program yang tidak memiliki tolok ukur keberhasilan yang jelas cenderung menjadi proyek jangka pendek tanpa efek berkelanjutan. PHE WMO harus melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan program yang dijalankan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efektivitas CSR. Sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat telah terbukti mampu mempercepat pengentasan kemiskinan di beberapa daerah lain. Jika diterapkan dengan baik, skema ini dapat menjadi model CSR yang lebih inklusif dan berorientasi pada dampak jangka panjang.
Dengan mengatasi berbagai tantangan dalam implementasi CSR, PHE WMO memiliki kesempatan untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan CSR yang lebih bertanggung jawab. Evaluasi berbasis data, peningkatan transparansi, serta pelibatan masyarakat menjadi langkah fundamental yang harus diambil. Hanya dengan pendekatan ini, CSR dapat bertransformasi dari sekadar kewajiban perusahaan menjadi instrumen perubahan sosial yang nyata.
Choliq Noor, Ex- Chief PR BGP, CNPC (PetroChima) Siesmic Madura 3D #8611A (Dok. Madurapers, 2025).