Menkeu menjelaskan lebih lanjut bahwa Mandiri spending index hingga 24 November 2021 terus mengalami kenaikan diangka 120,5, yang artinya mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi.
Kinerja impor bahan baku yang masih tumbuh 60,5% menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami aktivitas yang cukup kuat. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi listrik juga menunjukkan adanya akselerasi pada level 14,5 untuk industri dan 5,7 untuk bisnis.
“Hal yang juga menunjukkan suatu resiliensi dan sangat memberikan dampak positif bagi perkuatan Indonesia adalah neraca perdagangan. Kita lihat surplus neraca perdagangan kita mencapai USD3.51 miliar pada bulan November 2021. Kalau diakumulasikan, dijumlahkan antara Januari hingga November 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD34,32 miliar, ini adalah angka tertinggi dalam 14 tahun terakhir,” jelas Menkeu.
Menkeu menegaskan bahwa momentum pemulihan ekonomi terus mengalami penguatan sesudah terinterupsi oleh varian delta. Untuk tahun 2021.
Menkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar pada 3,5-4% dimana kuartal keempat pertumbuhannya diprediksi akan diatas 5% karena menurutnya adanya akselerasi yang terlihat cukup kuat.
“Pemulihan ekonomi yang makin kuat juga terjadi apabila Covid terus terkendali. Oleh karena itu memang Presiden dan Kabinet meminta seluruh jajaran pemerintah serta masyarakat diharapkan terus menjaga disiplin kesehatan. Pemulihan bisa lebih kuat, tidak terkendala, sehingga APBN juga bisa disehatkan kembali,” tukas Menkeu. (*)