Kedua, kelemahan dalam logika argumentasi. Beberapa kelemahan logika, kata Wahyudi, dapat ditemukan dalam pernyataannya:
- Generalisasi tidak berdasar: Mengklaim bahwa semua BUMD sehat tanpa memberikan data rinci tentang kinerja masing-masing BUMD adalah bentuk generalisasi yang lemah.
- Data tidak lengkap: Hanya PTSDB yang disebutkan dengan detail mengenai kontribusi, aset, dan penyertaan modal. Sementara itu, empat BUMD lainnya hanya disebutkan tanpa penjelasan lebih lanjut, sehingga sulit menilai validitas klaim bahwa semua BUMD sehat.
- Reduksi informasi: Menggunakan kinerja positif satu BUMD (PTSDB) sebagai dasar untuk menyimpulkan kinerja keseluruhan lima BUMD adalah argumen yang tidak valid secara logika.
Ketiga, konteks publik dan kritik. Kritik publik terhadap BUMD di Bangkalan terkait dugaan korupsi dan kontribusi PAD yang kecil menimbulkan pertanyaan yang tidak terjawab dalam pernyataan Bambang, antara lain:
- Apakah ada audit independen yang membuktikan kesehatan semua BUMD?
- Bagaimana kinerja empat BUMD lainnya dibandingkan dengan PTSDB?
- Apakah kontribusi PAD dari lima BUMD tersebut memadai dibandingkan dengan potensi pendapatan yang seharusnya?
Keempat, prinsip ilmiah dan validitas klaim. Menurut prinsip ilmiah, jelas Wahyudi, suatu klaim hanya dapat dianggap benar jika didukung oleh data yang lengkap dan relevan. Pernyataan Bambang tidak memenuhi kriteria ini karena:
- Tidak ada pembuktian kuantitatif yang menyeluruh terkait kinerja lima BUMD.
- Penjelasan lebih terfokus pada narasi normatif (“sehat” dan “berkontribusi”) tanpa pembandingan atau indikator kinerja spesifik seperti ROI, efisiensi operasional, atau tren laba-rugi.
Dengan demikian disimpulkan oleh Wahyudi, bahwa pernyataan Bambang Budi Mustika, Asisten Perekonomian dan Pembangunan SETDA Pemkab Bangkalan, mengenai kesehatan lima BUMD di Kabupaten Bangkalan tidak sepenuhnya dapat dianggap benar berdasarkan analisis logika dan data.
Argumentasinya, karena klaim tersebut bersifat reduktif, hanya berfokus pada PTSDB, dan mengabaikan penjelasan detail tentang kinerja empat BUMD lainnya.
Agar validitas klaim dapat diverifikasi, saran Wahyudi, diperlukan data yang lebih lengkap dan terperinci, termasuk laporan keuangan, audit independen, dan analisis komparatif kinerja seluruh BUMD. Tanpa data tersebut, pernyataan ini lebih tepat dianggap sebagai opini yang belum teruji kebenarannya.
