Rasio belanja terhadap pendapatan menunjukkan tekanan anggaran yang cukup signifikan di semua daerah. Sumenep mencapai 109,3 persen, Pamekasan 106,7 persen, Sampang 101,9 persen, dan Bangkalan 101,5 persen.
Dari sisi kestabilan fiskal, Sampang terlihat paling seimbang antara belanja dan pendapatan. Namun dalam kapasitas fiskal absolut, Sumenep tetap unggul dengan kemampuan membelanjakan dana paling besar dibanding kabupaten lainnya.
Bangkalan memiliki keunggulan dalam pendapatan, tetapi menetapkan belanja yang hanya sedikit di atas pendapatan, tanpa mengandalkan pembiayaan luar. Hal ini mencerminkan kebijakan fiskal konservatif dengan ruang ekspansi terbatas.
Pamekasan menjadi satu-satunya daerah yang menggunakan pembiayaan untuk menutup defisit, memperlihatkan pendekatan ekspansif yang agresif. Strategi ini bisa berdampak positif dalam jangka pendek, tetapi berpotensi menimbulkan risiko fiskal ke depan.
Perbedaan struktur APBD ini mencerminkan kesenjangan antar wilayah di Madura. Pemerintah pusat perlu memberikan dukungan kebijakan yang lebih proporsional untuk mendorong kesetaraan fiskal dan pembangunan antardaerah.