Sumenep – Kabupaten Sumenep memiliki 149 sarana kesehatan yang tersebar di 27 kecamatan, menurut data terbaru dari BPS Sumenep per Februari 2025. Namun, data itu menunjukkan distribusi layanan yang tidak merata dan mencerminkan ketimpangan kesehatan antarwilayah, Kamis (19/06/2025).
Dari jumlah total, hanya empat rumah sakit aktif atau setara 2,7 persen, dan dua rumah sakit bersalin atau 1,3 persen dari keseluruhan fasilitas. Sementara itu, 30 puskesmas (20,1 persen), 56 puskesmas pembantu (37,6 persen), 13 poliklinik (8,7 persen), dan 44 apotek (29,5 persen) menjadi tulang punggung layanan primer.
Kota Sumenep memimpin dengan infrastruktur kesehatan terlengkap, yaitu satu rumah sakit, satu rumah sakit bersalin, lima poliklinik, dua puskesmas, dan 12 apotek. Kota ini menyumbang lebih dari seperempat apotek dan hampir 40 persen poliklinik se-Kabupaten, menjadikannya pusat rujukan dan layanan rawat jalan utama.
Talango muncul sebagai satu-satunya kecamatan selain Kota Sumenep yang memiliki rumah sakit bersalin, dilengkapi dengan satu rumah sakit umum, satu puskesmas, dua pustu, dan satu apotek. Bersama Arjasa, yang juga memiliki satu rumah sakit, satu puskesmas, tiga pustu, dan dua apotek, keduanya menjadi kantong kesehatan unggulan di luar kota.
Sapeken mencatat keunikan dengan jumlah puskesmas pembantu terbanyak yakni enam unit, namun tanpa rumah sakit, poliklinik, atau apotek sama sekali. Ini mencerminkan ketergantungan ekstrem pada layanan primer tanpa dukungan layanan lanjutan atau farmasi.