Ikhhtiar ini sangat baik mengingat: (1) akar paradigma patriarki masih kuat di politik masyarakat, dan ditambah (2) rendahnya kesadaran dan ketertarikan wanita pada politik.
Kenyataan politik bias gender tersebut, menurut Mashuri sungguh mengenaskan. Oleh karenanya dia mengusulkan pada kalangan terkait kebijakan di Bangkalan untuk: pertama, mendorong agar wanita tumbuh kesadaran dan tertarik pada politik.
Kedua, memperkuat pengejawantahan akomodasi partai politik terhadap wanita. Ketiga, mendukung dan mendorong pengejawantahan regulasi yang pro wanita.
Upaya ini memang terasa berat untuk mencapai hasil optimal, namun mengingat potensi wanita sangat besar di Bangkalan mau tak mau kita harus berpikir dan bekerja keras agar wanita hadir dalam putaran politik.
Potensinya yang besar, sayang apabila tidak diaktualkan menjadi kekuatan politik untuk pembangunan di Bangkalan. Akhirnya, tuturnya, “tubuh wanita yang tak terbuang di ranah politik, membuat proses dan hasil politik dapat diinikmati oleh semua populasi di Bangkalan.”