Pak Sakera, begitu ia biasa dipanggil, selalu mengenakan baju bergaris merah putih dan celana hitam. Penampilannya yang berani mencerminkan keberaniannya dalam melawan penjajah. Namun, sayangnya, banyak yang masih belum mengenalnya dengan baik.
Keberanian Sakera tidak hanya terlihat dalam pertempuran fisik, tetapi juga dalam keyakinannya akan agama. Bahkan di ujung hayatnya, saat dihadapkan pada hukuman gantung oleh Belanda, Sakera masih meminta izin untuk menunaikan Shalat Subuh.
Meski begitu, nama Sakera masih terlupakan di antara pahlawan-pahlawan nasional yang lebih terkenal. Namun, hal ini tidak mengurangi nilai dan jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Sakera adalah contoh nyata dari keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi penindasan.
Kisah Sakera juga menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak membiarkan stereotip mengaburkan pemahaman kita tentang sejarah. Meskipun ia berasal dari Pulau Madura, Sakera mampu menjadi simbol persatuan antar-etnis dan keberagaman budaya.
Melalui perjuangannya, Sakera memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan keberanian dalam menghadapi penindasan. Meskipun namanya mungkin belum begitu terkenal di seluruh Indonesia, namun jasanya tetap menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan bangsa.
Dalam mengenang Sakera, kita juga diingatkan tentang pentingnya untuk tidak mengabaikan jasa-jasa pahlawan yang mungkin belum begitu terkenal namanya. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa ini menuju kemerdekaan dan keadilan.