Bangkalan – Kabupaten Bangkalan, yang terletak di ujung barat Pulau Madura, memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya dan kejayaan. Sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, Bangkalan sudah dikenal sebagai wilayah yang strategis dan berkembang pesat.
Menurut catatan sejarah, Bangkalan merupakan bagian dari kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Pengaruh Majapahit terhadap perkembangan kebudayaan dan pemerintahan di wilayah ini sangat besar, termasuk dalam penyebaran agama Hindu dan Budha.
Pada abad ke-16, setelah runtuhnya Majapahit, Bangkalan menjadi salah satu wilayah penting di bawah pengaruh Kesultanan Demak. Kesultanan Demak menyebarkan agama Islam di Madura, termasuk Bangkalan, yang menjadi pusat perkembangan Islam di wilayah tersebut.
Masuknya Islam ke Bangkalan tidak lepas dari peran para wali songo, yang menyebarkan agama Islam melalui pendekatan budaya. Sebagai salah satu wilayah yang pertama kali menerima Islam di Madura, Bangkalan pun menjadi tempat pertemuan antara tradisi Islam dan budaya lokal.
Pada masa Kesultanan Mataram, Bangkalan sempat menjadi bagian dari kerajaan tersebut. Bangkalan berada di bawah pengaruh Mataram pada abad ke-17, dan selama itu, pengaruh kebudayaan Mataram semakin menguat di wilayah ini.
Namun, seiring berjalannya waktu, Bangkalan mengalami perubahan besar pada masa penjajahan Belanda. Seperti daerah lainnya di Indonesia, Bangkalan menjadi bagian dari wilayah kolonial yang dikuasai oleh Belanda. Masa penjajahan ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat Bangkalan.
Di masa penjajahan Belanda, ekonomi Bangkalan didorong oleh perdagangan komoditas seperti tebu dan garam. Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa yang berdampak pada perubahan struktur sosial dan ekonomi di Bangkalan.