“Sehingga curah hujan langsung mengalir ke sungai karena wilayah resapan yang rusak dan daya tampung sungai tidak kuat hingga meluap,” tegasnya.
Namun tak sampai aksinya selesai, pemuda yang berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Wiraraja tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep, karena pingsan dan tiba-tiba terkapar di jalan.
Menurut keterangan Aisyah, seorang perempuan yang ikut menolong Amir ke RSUD, kondisi Amir diinfus dan harus menggunakan tabung oksigen.
“Kata dokter, pingsannya Amir disebabkan kelelahan dan tidak makan. Apalagi saat melakukan aksi di hari pertama dalam kondisi hujan,” katanya menjelaskan.
Saat siuman, lanjut Aisyah, Amir masih kukuh untuk tetap melanjutkan aksinya. Karena aksi yang tengah ia jalani itu, lanjut Amir, adalah sebuah perjuangan yang harus dituntaskan.
“Besok jika memungkinkan, akan tetap dilanjutkan. Karena mereka (Pemkab Sumenep, red.) sama sekali tidak memiliki hati nurani dan kepedulian terhadap alam,” pungkasnya.