Jakarta – Konflik di Timur Tengah kembali memanas setelah serangkaian tindakan provokatif antara Iran dan Israel. Serangan Iran terhadap Konsulat Besar Iran di Damaskus, Suriah, yang diikuti oleh balasan Israel, telah memicu eskalasi yang berpotensi berujung pada konflik yang lebih luas dan bahkan perang.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Fadli Zon, menekankan pentingnya deeskalasi konflik dalam menghindari eskalasi yang lebih besar. Mengutip dari Parlementaria, Fadli menyatakan bahwa perdamaian harus dicapai melalui langkah-langkah untuk menurunkan ketegangan.
“Sehingga (melalui deeskalasi) diharapkan tidak menciptakan satu konflik lebih luas dan perang lebih besar yang melibatkan lebih banyak negara. Jadi saya kira sikap kita seharusnya adalah bagaimana ‘deeskalasi’ itu,” ujar Fadli.
Fadli juga mengimbau negara-negara lain untuk turut berperan dalam mencegah potensi konflik yang lebih besar. Dia mengingatkan bahwa konflik ini dapat dengan mudah melibatkan lebih banyak negara dan berpotensi menjadi konflik global.
Terpisah dari konflik utama antara Iran dan Israel, Fadli juga menyoroti situasi di Gaza. Indonesia, baik dari pemerintah, parlemen, maupun masyarakat sipil, mendesak agar gencatan senjata segera direalisasikan. Sudah terlalu banyak korban, terutama warga sipil, yang menjadi korban dari konflik tersebut.
“Selanjutnya adalah akses kepada kemanusiaan (bantuan kemanusiaan). Dan tentu bagi kita ultimate gold-nya itu adalah pengakuan kemerdekaan bagi Palestina dalam kerangka two-state solution,” tegas Fadli.