Makan Bergizi Gratis dan Pergulatan Baru di Sekolah

Madurapers
Ahmad Wahyudin, Pakar Ekonomi, Kandidat Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM), yang juga aktif di BPC HIPMI Kabupaten Sampang sebagai Kabid Maritim dan Perikanan
Ahmad Wahyudin, Pakar Ekonomi, Kandidat Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM), yang juga aktif di BPC HIPMI Kabupaten Sampang sebagai Kabid Maritim dan Perikanan (Dok. Madurapers, 2025).

Surabaya – Pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 sebagai upaya membangun generasi yang lebih sehat. Program ini menyasar anak-anak sekolah dengan harapan menumbuhkan kebersamaan dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Ahmad Wahyudin, Pakar Ekonomi asal Madura, melihat banyak manfaat dari MBG yang melampaui sekadar pemenuhan gizi. Ia menilai program ini juga berpotensi memperkuat ketahanan pangan dan membantu ekonomi rumah tangga yang rentan.

Namun, Wahyudin, kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM), menggarisbawahi bahwa program ini membawa dampak yang tidak dapat diabaikan. Kantin sekolah menghadapi ancaman penutupan, dan ketergantungan pada pasokan pangan gratis bisa menciptakan realitas baru yang kompleks.

Manfaat yang dikemukakannya mencakup peningkatan angka partisipasi sekolah dan pencegahan perkawinan anak. Selain itu, MBG dapat menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa makanan yang dibawa pulang tanpa pengelolaan yang baik dapat berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Sistem distribusi yang tidak hati-hati justru bisa berbalik menjadi ancaman baru bagi siswa.