Jakarta – Nilai impor Indonesia pada Maret 2025, menurut data BPS, mencapai US$18,92 miliar. Angka ini meningkat 0,38 persen dibandingkan Februari 2025 dan naik 5,34 persen dari Maret 2024.
Impor migas tercatat sebesar US$3,13 miliar. Nilai ini naik 9,07 persen dibandingkan Februari, namun turun 5,98 persen dibandingkan Maret tahun lalu.
Sementara itu, impor nonmigas mencapai US$15,79 miliar. Nilai tersebut turun 1,18 persen dibandingkan Februari, tetapi naik 7,91 persen dari Maret 2024.
Golongan barang nonmigas mesin/peralatan mekanis mengalami lonjakan terbesar. Peningkatannya sebesar US$0,21 miliar atau 8,66 persen dari Februari 2025.
Sebaliknya, bahan bakar mineral mencatat penurunan terbesar. Nilainya turun US$0,14 miliar atau 29,62 persen dibandingkan Februari 2025.
Tiongkok menjadi negara pemasok utama barang impor nonmigas. Nilai impornya mencapai US$6,31 miliar atau 39,96 persen dari total impor nonmigas.
Jepang menyusul dengan nilai impor US$1,22 miliar, diikuti Thailand dengan US$0,71 miliar. Impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$2,55 miliar dan Uni Eropa US$0,92 miliar.
Golongan bahan baku/penolong mencatat peningkatan impor selama Januari–Maret 2025. Nilainya bertambah US$0,41 miliar atau 1,03 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Impor barang modal juga meningkat signifikan. Nilainya naik US$1,03 miliar atau 10,87 persen dibanding Januari–Maret 2024.
Sebaliknya, impor barang konsumsi mengalami penurunan. Nilainya berkurang US$0,63 miliar atau 11,48 persen secara tahunan.