Pada 2022, Belanja Daerah meningkat menjadi Rp2,45 triliun. Belanja Lainnya naik signifikan menjadi Rp658,97 miliar, menempati posisi kedua terbesar, sementara Belanja Pegawai justru turun ke angka Rp922,84 miliar (37,7%), menunjukkan upaya redistribusi anggaran.
Tahun 2023 memperlihatkan penurunan kembali ke Rp2,32 triliun. Belanja Pegawai sedikit naik menjadi Rp938,46 miliar, tetap dominan dengan porsi 40,4%, sedangkan Belanja Modal mengalami penurunan signifikan ke Rp230,95 miliar (9,9%), terendah selama periode tersebut.
Belanja Daerah pada 2024 melonjak ke Rp2,50 triliun. Belanja Barang dan Jasa mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp596,94 miliar (23,8%), sementara Belanja Modal naik ke Rp280,56 miliar (11,2%), menunjukkan fokus pada penguatan layanan publik dan infrastruktur.
Puncaknya, pada 2025, Belanja Daerah diproyeksikan sebesar Rp2,66 triliun. Belanja Pegawai tetap mendominasi dengan Rp1,05 triliun (39,5%), sedangkan Belanja Modal melonjak tajam menjadi Rp436,32 miliar (16,4%), proporsi tertinggi selama enam tahun terakhir.
Jika dilihat secara keseluruhan, Belanja Pegawai secara konsisten memegang porsi tertinggi dari total anggaran, dengan angka tertinggi di 2020 sebesar 49%. Sementara itu, Belanja Modal tercatat sebagai item dengan porsi terendah, terutama pada 2023 saat hanya mencapai 9,9% dari total belanja.
Kenaikan signifikan Belanja Modal pada 2025 mengindikasikan adanya pergeseran fokus Pemkab Bangkalan. Pemerintah tampaknya mulai mengutamakan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik yang lebih baik.
Di sisi lain, dominasi Belanja Pegawai menandakan tingginya beban tetap dalam struktur anggaran. Hal ini berpotensi menghambat fleksibilitas alokasi anggaran untuk kebutuhan pembangunan dan layanan publik yang lebih produktif.