Budaya  

Berhala dalam Pikiran: Menyingkap Bias dan Ilusi Kebenaran

Berhala dalam pikiran manusia: berhala suku, berhala gua, berhala pasar, dan berhala teater. Hilangkan berhala berarti berpikir objektif dan benar
Berhala dalam pikiran manusia: berhala suku, berhala gua, berhala pasar, dan berhala teater. Hilangkan berhala berarti berpikir objektif dan benar (Dok. Madurapers, 2025).

Bangkalan – Francis Bacon merancang konsep berhala sebagai hambatan dalam mencapai pemahaman yang akurat tentang realitas. Berhala-berhala ini bukan sekadar kesalahan berpikir biasa, tetapi merupakan pola distorsi mendasar dalam cara manusia memahami dunia. Dalam kajian epistemologi, berhala ini menunjukkan bahwa manusia cenderung melihat realitas dengan bias yang sistematis.

Berhala-berhala tersebut ialah, pertama, berhala suku berakar pada kecenderungan alami manusia yang menghambat pemahaman objektif. Indra manusia terbatas dan sering menipu, sehingga kesimpulan yang ditarik sering kali tidak akurat. Selain itu, manusia cenderung memaksakan keteraturan dalam fenomena yang sebenarnya acak.

Kecenderungan berpikir positif juga menjadi bagian dari berhala suku yang melemahkan sikap kritis. Manusia lebih mudah menerima sesuatu yang sesuai dengan keinginan daripada yang menantang keyakinannya. Kesalahan lain adalah terburu-buru dalam mengambil kesimpulan tanpa proses verifikasi yang ketat.

Kedua, berhala gua bersumber dari pengalaman individu yang berbeda, menciptakan bias subjektif dalam memahami realitas. Faktor-faktor seperti pendidikan, agama, dan lingkungan sosial membentuk pola pikir seseorang. Perspektif yang terbatas ini menyebabkan individu cenderung melihat dunia dalam kerangka yang sempit.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca