Dengan semangat juangnya, Pak Kasim berangkat jam 1 malam, pulang jam 10 pagi. Menurutnya, itu sudah jam biasanya untuk mendapatkan ikan. Sayangnya, Kasim keseringan mendapatkan hasil yang mengecewakan karena tidak dapat apa-apa dari hasil kerjanya.
Walau demikian, Kasim yang sudah menjalankan profesinya sebagai nelayan dari tahun 90 sampai sekarang tetap tidak putus asa untuk berjuang setiap hari. Menurutnya, itu sudah menjadi aktivitasnya menjadi sumber penghasilan demi menghidupi keluarganya.
“Kalau saya tidak berangkat, apa yang akan saya tunggu, Mas, wong hanya itu pekerjaan saya dan tidak ada lagi. Satu hari saya tidak berangkat, dan kelurga pasti rugi. Meskipun hanya mendapatkan 20 ribu dan 40 ribu, penting ada pemasukan mas,” kata dia.
Tidak hanya itu, Kasim juga mengeluh akibat dampak yang sangat drastis tersebut. Biasanya secara normatif mendapatkan 500 ribu perhari, namun setiap bulan Agustus berubah drastis dan hanya mencapai 100 ribu. Itu paling maksimal, kadang juga tidak dapat apa apa dan hanya rugia. Sebab, setiap kali jalan harus biaya sekitar 40-50 ribu.