Opini  

Ibu Kandung Soto Madura

Avatar
Mohammad Fauzi, Dewan Penasehat Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD)

Pendapat ini diperkuat oleh Anthony Hocktong Tjio (2015) dan Yuliarti Swan (2019). Menurut Anthony Hocktong Tjio soto Madura tidak berasal dari China. Kuliner asal China yang masuk ke nusantara adalah bakmi, bakso, cap-cai, dan asam manis. Kuliner ini berasal dari Hokkian, Hakka, Kanton, dan Hainan yang dibawa oleh Hoakkiaw ratusan tahun lalu ke nusantara. Kuliner ini semuanya tidak menggunakan rempah-rempah (seperti kunyit, daun salam, ketumbar, merica, serai, jahe, dan kemiri) yang menjadi bumbu utama soto.

Menurut sejarahnya soto, termasuk soto Madura, berasal dari India, tepatnya Tamil Nadu di India Selatan. Sekitar 2.200 tahun silam orang Tamil—dari Kerajaan Hindu Kalinga, India Selatan, yang menganut agama Hindu—melarikan diri ke nusantara karena dikalahkan oleh Kerajaan Maurya, Maharaja Ashoka (273-232 SM), yang menganut agama Buddha. Terdapat tiga golongan yang sampai selamat di nusantara. Golongan tersebut adalah: (1) golongan ksatria (militer), (2) golongan golongan vaisya (pedagang), dan (3) golongan brahmana (pendeta). Dari ketiga golongan tersebut, golongan vaisya mendatangkan rempah-rempah sebagai bahan dasar bumbu kuliner kare/gule.

Pendapat ini koheren (serasi/kompak) dengan pendapat Yuliarti Swan. Menurutnya, soto Madura tidak berasal dari China. Alasannya, karena cita rasa kuliner China tidak mirip dengan rempah-rempah yang ada di soto Madura. Kuliner China tidak memakai banyak rempah-rempah dan banyak memanfaatkan minyak.

Dengan alasan tersebut menurutnya soto Madura mirip dengan sothi Madurai. Sothi adalah sup kare ringan yang berasal dari Madurai, Tamil Nadu (India Selatan). Namun demikian, terdapat perbedaan antara soto Madura dan sothi Madurai. Soto Madura umumnya menggunakan daging sapi, kambing, dan ayam, sedangkan sothi Madurai tidak menggunakan daging sapi tapi sayuran dan ikan.

Berdasarkan fakta sejarah kebudayaan tersebut, dapat ditafsirkan secara koheren bahwa ibu kandung soto Madura bukan caudo/shao du China tapi kuliner dari Tamil Nadu, India Selatan. Kuliner ini berdasarkan bumbu resep kulinernya mirip dengan kuliner kare/gule India/Arab dan sothi Madurai dari Tamil Nadu, India Selatan. Kuliner ini diperkenalkan pertama kali bukan oleh peranakan China di Semarang pada abad ke-19 M, tetapi diperkenalkan oleh golongan vaisya Kerajaan Hindu Kalinga India Selatan di Jawa pada 2.200 tahun silam.

Soto dari Madurai ini bisa diperkirakan kemudian me-Madura (menjadi Madura) melalui proses akulturasi budaya. Periodenya, kemungkinan besar terjadi di Nusantara pada 2.200 tahun silam (sekitar tahun 273-232 SM, periode Maharaja Ashoka naik tahta di Kerajaan Maurnya), ketika golongan vaisya dari India Selatan menginjakkan kaki di nusantara karena keruntuhan Kerajaan Hindu Kalinga India Selatan akibat kalah perang dengan Kerajaan Maurya yang dipimpin oleh Maharaja Ashoka. Hasil akulturasi budaya tersebut melahirkan budaya hibrid (campuran), yang namanya soto Madura.