Namun, masa kini membawa perubahan. Kitab-kitab Kuning tidak lagi hanya tersedia dalam bentuk fisik. Mereka telah bermigrasi ke dunia digital melalui berkas PDF atau CHM, serta berbagai perangkat lunak seperti Maktabah Syamila. Ini membuka akses lebih luas bagi para pembelajar, terutama di era pesantren modern.
Dari kertas kuning yang sederhana hingga dunia digital yang semakin canggih, Kitab Kuning terus menjadi pijakan bagi generasi Muslim untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kecil namun penuh makna, kitab ini adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, menjaga kearifan lokal dalam perjalanan menuju pengetahuan global.