Secara umum, menurutnya, terdapat beberapa tanda-tanda PCOS. Pertama, ditandai dengan gangguan menstruasi hingga gangguan kesuburan. Kedua, tingginya hormon androgen.
Tingginya hormon androgen ini, kata Sri, memiliki beberapa ciri-ciri. Pertama, hirsutisme atau pertumbuhan rambut halus yang berlebihan di tangan atau kaki.
Kedua, tumbuhnya kumis atau jenggot. Ketiga, banyaknya sel telur kecil-kecil di tepi indung telur yang tampak seperti kalung mutiara jika melakukan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal.
Penyebab pasti PCOS, menurut Sri, belum diketahui. Beberapa sumber menyebutkan, PCOS terjadi karena interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.
Faktor-faktor yang berisiko menjadi penyebab PCOS, misalnya obesitas, kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga dengan PCOS, hingga paparan intra uterin di dalam rahim.
Selain itu, bahan kimia yang ada di lingkungan sekitar seperti bisphenol A, dioxins dan triclosan diduga dapat mengganggu sistem endokrin dan berisiko menyebabkan PCOS.
dr. Sri menjelaskan bahwa prinsip pengobatan PCOS adalah mengatur menstruasi dan menginduksi ovulasi. Menginduksi ovulasi ini dilakukan jika diinginkan adanya kehamilan serta mencegah efek jangka panjang dari PCOS.
Pengobatan PCOS itu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, memperbaiki gaya hidup dengan memperbanyak makanan berserat, membatasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula, dan rutin berolahraga.