Sumenep – Reses Masa Sidang I yang digelar oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, Nur Faizin, menjadi ajang curhat masyarakat terkait berbagai persoalan infrastruktur dan pendidikan.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin (24/02/2025) kemarin, berlangsung di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep. Masyarakat kepulauan Gili Yang turut hadir menyampaikan keluhan mereka, meskipun harus menyeberang laut demi menyuarakan aspirasi.
Salah satu permasalahan yang mencuat dalam reses ini adalah kondisi dermaga yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat pesisir.
Kepala Desa Bancamara, Alwi menyoroti pembangunan dermaga yang dinilai tidak kompatibel dengan perahu nelayan dan kapal penyeberangan. Akibatnya, dermaga yang seharusnya menjadi akses vital bagi warga justru tidak bisa digunakan secara maksimal.
“Dermaga di sisi daratan Dungkek ini hanya menjadi tempat mancing saja, karena perahu nelayan dan kapal penyebrangan tidak bisa bersandar,” ungkap Alwi kepada media ini, Rabu (26/02/2025).
Menanggapi keluhan tersebut, Nur Faizin berjanji akan membawa persoalan ini ke dinas terkait agar dilakukan evaluasi. Ia menegaskan bahwa proyek bernilai miliaran rupiah tersebut tidak boleh dibiarkan sia-sia dan harus segera dicarikan solusi agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pada siang harinya, Nur Faizin melanjutkan reses ke Desa Lobuk, Kecamatan Bluto. Berbeda dengan di Dungkek yang menyoroti infrastruktur, warga Bluto lebih fokus pada dunia pendidikan, khususnya Madrasah Diniyah (Madin).
Hefni, seorang guru Madin, mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap lembaga pendidikan keagamaan tersebut. Menurutnya, pada tahun 2015, Pemprov Jawa Timur masih cukup peduli terhadap Madin, namun kini dukungan itu nyaris tidak terasa.